Para suster OCD hidup dan tinggal di dalam biara kontemplatif.
Karya kerasulan yang utama adalah mendoakan kepentingan Gereja kudus Allah dan seluruh umat manusia.
Sejarah
Ordo Carmelitarum Discalceatorum (OCD)
Pada tanggal 24 Agustus 1562 St.Teresa Avila memugari Ordo Karmel dan membentuk kelompok kecil dengan nama: Ordo Karmel tak Berkasut.
Yohanes dari Salib, Teresa dari Avilla, dan Theresia dari Lisieux.
Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, para suster OCD dari Belanda di tawan , dan biara mereka diduduki oleh Polisi. Setelah Indonesia merdeka mereka dibebaskan.
Sementara menanti kejelasan untuk kembali ke Lembang, Bapa Uskup Ende, Mgr. Hubertus Antonius Thijssen SVD, meminta kepada para suster OCD untuk membuka biara di Ende. Maka pada tahun 1953, berlayarlah para suster OCD menuju Ende, Flores. Para suster memilih kota dingin Bajawa menjadi tempat tinggal.
Pada tahun 1960 biara OCD di Lembang kembali di buka. Pada tahun 1994 atas permintaan Uskup Dilli, Timor Leste, suster-suster OCD membuka komunitas di Hera, Dilli.
Sesuai dengan peraturan yang menyatakan, bahwa komunitas suster OCD tidak boleh memiliki anggota lebih dari 21 orang, maka pada tahun 2003 diputuskan melakukan pemekaran dari beberapa keuskupan yang menjadi pilihan. Para suster OCD terdorong untuk memilih Keuskupan Surabaya sebagai tempat karya kerasulan suster-suster OCD berikutnya.
Hubungi..
Biara Karmel OCD
Jl.Kusuma Karmel, Claket-Pacet
Mojokerto 61376
Telp/fax: 0321-691 692
Karya kerasulan yang utama adalah mendoakan kepentingan Gereja kudus Allah dan seluruh umat manusia.
Sejarah
Ordo Carmelitarum Discalceatorum (OCD)
Pada tanggal 24 Agustus 1562 St.Teresa Avila memugari Ordo Karmel dan membentuk kelompok kecil dengan nama: Ordo Karmel tak Berkasut.
St. Teresa dari Avilla |
Pemugaran dilakukan oleh St.Teresa Avila karena adanya:
1. Perpecahan dalam Gereja yang disebabkan oleh para pengikut Luther (Profanisasi
Ekaristi Kudus)
2. St.Teresa Avila terdorong untuk menghayati yang lebih sungguh-sungguh dalam menghayati hidup bakti
3. Sungguh-sungguh menghayati nasehat Injil dan hidup dalam klausura yang lebih ketat, dalam komunitas yang lebih kecil.
menghayati hidup bakti dalam komunitas yang lebih kecil jumlahnya
Dalam perkembangannya Komunitas OCD untuk pria berdiri pada tahun 1580. Sampai pada saat ini biara OCD telah mempersembahkan 20 orang kudus dan 3 pujangga/Doktor Gereja, yaitu:Yohanes dari Salib, Teresa dari Avilla, dan Theresia dari Lisieux.
Ordo Carmelitarum Discalceatorum (OCD) di Indonesia.
Kedatangan OCD di Indonesia bermula pada tahun 1635. Rm Dionisius OCD dengan Br.Redemptus OCD
mendarat di Aceh, namun mereka terbunuh. Akibatnya misi OCD di Indonesia terhenti.
Pada tahun 1939, berganti para suster OCD yang datang ke Indonesia melalui negeri Belanda dan membangun Biara suster OCD di Lembang, Bandung.Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, para suster OCD dari Belanda di tawan , dan biara mereka diduduki oleh Polisi. Setelah Indonesia merdeka mereka dibebaskan.
Sementara menanti kejelasan untuk kembali ke Lembang, Bapa Uskup Ende, Mgr. Hubertus Antonius Thijssen SVD, meminta kepada para suster OCD untuk membuka biara di Ende. Maka pada tahun 1953, berlayarlah para suster OCD menuju Ende, Flores. Para suster memilih kota dingin Bajawa menjadi tempat tinggal.
Pada tahun 1960 biara OCD di Lembang kembali di buka. Pada tahun 1994 atas permintaan Uskup Dilli, Timor Leste, suster-suster OCD membuka komunitas di Hera, Dilli.
Sesuai dengan peraturan yang menyatakan, bahwa komunitas suster OCD tidak boleh memiliki anggota lebih dari 21 orang, maka pada tahun 2003 diputuskan melakukan pemekaran dari beberapa keuskupan yang menjadi pilihan. Para suster OCD terdorong untuk memilih Keuskupan Surabaya sebagai tempat karya kerasulan suster-suster OCD berikutnya.
Hubungi..
Biara Karmel OCD
Jl.Kusuma Karmel, Claket-Pacet
Mojokerto 61376
Telp/fax: 0321-691 692
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusapakah ada no telpon biara lainnya ya ? karena saya telpon beberapa hari ini susah sekali
BalasHapus