Sejarah Kongregasi Sang Timur
Revolusi
industri yang terjadi pada abad 18 sangat dirasakan dampaknya bagi
negara Jerman. Situasi negara Jerman waktu itu menyebabkan orang tua
bekerja di pabrik selama 16 jam. Mereka harus bekerja keras demi
menghidupi keluarganya. Hal ini memberikan dampak negatif bagi
anak-anak. Anak-anak tanpa asuhan dan didikan menjadi anak jalanan, suka
mabuk-mabukan, nakal dan liar. Jika ada anak muda yang ditarik untuk
ikut bekerja di pabrik, maka mereka akan bekerja selama 12 jam.
Keadaan
inilah yang mencemaskan bagi Romo Andre dan rekan-rekannya yaitu Romo
Yosef Istas, Romo W. Sartorius, Romo Yohan Tireodor Laurent, dan juga
para awam pemudi, antara lain ; Victor Monheim, Clara Fey, Fransiska
Schervier, Anna von Lomnnessen, Paulin von Molinnckrodt, Helena, Louise
Fey, Louise Vossen, Wilhelmina Istas.
Mereka
mencoba mengumpulkan anak-anak itu, memandikan, memberikan pakaian dan
anak-anak tersebut diberi pelajaran agama, membaca, menulis dan
berhitung. Atas inisiatif Andreas Fey maka didirikan sekolah miskin pada
tanggal 3 Februari 1837 di Venn. Para pemudi itu bekerja keras agar
dapat menampung dan melayani anak-anak miskin.Untuk menambah satu atau
dua anak yang akan diasuh,para pemudi (Clara Fey dan kawan-kawan)
bekerja keras merajut kaos kaki, pakaian bayi, perlengkapan bayi sampai
jari jemari mereka terluka. Mereka berani dan rela hidup sangat
sederhana supaya masih dapat menampung seorang anak miskin.
Setelah
para pemudi tersebut melayani di sekolah, mereka pun melakukan kunjungan
rumah, menanamkan kebiasaan Kristiani, melatih kebiasaan doa,
mempersiapkan penerimaan sakramen-sakramen, serta mengajarkan pra karya
dan keterampilan.
Pendirian Kongregasi
Untuk
menjamin kelangsungan karya cinta kasih diantara anak-anak miskin dan
terlantar maka Romo Laurent mendesak Romo Andreas Fey untuk mendirikan
kongregasi. Dicarilah sebuah rumah untuk Clara Fey dan teman-temannya
agar dapat hidup bersama hingga bertumbuh dan berkembanglah menjadi
sebuah persekutuan religius. Pada tanggal 2 Februari 1844 di
Konigstrasse, Clara Fey, Wilhelmina Istas, dan Leocadia Startz memulai
hidup religius.
Cara hidup awali :- Setiap hari pentahtaan Sakramen Maha Kudus
- Penerimaan Sakramen Tobat seminggu sekali
- Tegas dan tertib dalam silentium (hening)
- Hidup sederhana dan kerja keras
- Sesudah makan siang dan malam = rekreasi
- Pemeriksaan batin dua kali sehari
- Bila ada pelanggaran minta denda pada pemimpin
Romo Sartorius :
- Konferensi hidup membiara, memberikan bahan meditasi setiap hari.
- Melatih Ibadat Harian, Mazmur, Liturgi Misa.
- Menyiapkan Peraturan / Regula.
- Urusan umum.
- Suster – suster dari Pauperis Infantis Jesu (PIJ). Suster dari kanak-kanak Yesus yang miskin.
- Hidup di hadirat Tuhan
- Persemadian yang besar
- Setiap jam, tanyalah diri apakah ingat akan Tuhan dan bicara kepada-Nya?
- Menyatukan kontemplasi dan aksi
“Hanya untuk Yesus, untuk Yesus semua”Spiritualitas PIJ :
- Tinggalah dalam Aku (MANETE IN ME) (Yoh 15:4)
- Bersatu dengan Allah
- Menghantar anak-anak kepada Yesus (PH VIII)
- Misteri Penjelmaan dan Masa Kanak-kanak Tuhan (PH IX)
- Kasih Persaudaraan – Kesederhanaan – Kegembiraan
1. | Clara Fey | : Sr.Clara Fey |
2. | Leocadia Startz | : Sr.Teresia |
3. | Wilhelmina Istas | : Sr.Dominika |
4. | Amelia Hermann | : Sr.Magdalena |
5. | Anna Lauffe | : Sr.Fransisca |
6. | Josephine Giessen | : Sr.Yosef |
7. | Ssphie Quiken | : Sr. Johanna |
- Pendidikan anak-anak miskin dan terlantar di sekolah – sekolah
- Asrama putri dan asrama putra
- Sekolah Kepandaian Putri dan Sekolah Pendidikan Guru
- Pohamenta (menata bunga untuk liturgi) ? Sr. Fransisca
- Membuat patung-patung dari malam ? Sr. Petra
***
Awal mula Kongregasi Sang Timur di Indonesia
Mgr.
Clemens van der Pas, O.Carm beserta para imam ordo Karmel yang berkarya
di misi ex karesidenan Malang, Besuki dan Madura, yakin bahwa karya
misi tidak mungkin berhasil jika tidak tersedia cukup sekolah bagi
anak-anak dan kaum muda. Itu sebabnya Perfek Apostolik Mgr. Clemens van
der Pas, O.Carm mengundang a.l. para Suster Ursulin (OSU), para Frater
Bunda Hati Kudus (BHK), para Suster Santa Perawan Maria (SPM), Suster
Darah Mulia dan para Sang Timur, ikut serta menggarap Kebun Anggur,
khususnya di bidang pendidikan. Moeder Fransisca Cruce, PIJ, Pimpinan
Provinsi Belanda, menerima undangan itu lalu mengirimkan enam suster
sebagai pionir untuk berkarya di Indonesia.
Pada
tanggal 4 Mei 1932, enam suster Sang Timur pertama yaitu ; Moeder Andrea
Ludwiga PIJ, Sr. Stanislaus Maria PIJ, Sr. Fransisca Josepha PIJ, Sr.
Catharina Maria PIJ, Sr. Anna Reineria PIJ, Sr. Reiniera Maria PIJ
berangkat dengan kapal “Christian Huygens” dan mendarat di pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya pada tanggal 29 Mei 1932. Mereka dijemput Mgr
Clemens van der Pas, O.Carm, Perfek Apostolik Jawa Timur dan Roma
Blijdenstein dan diantar ke Pasuruan. Para misionaris ini dengan tekad
bulat meninggalkan Tanah Airnya dan bekerja di ladang Tuhan yang masih
asing, baik dalam hal cuaca, adat istiadat, makanan dan hal-hal lain
yang baru bagi mereka. Semua itu diterima dengan berani, penuh
pengorbanan demi keselamatan jiwa-jiwa dan cinta kepada Tuhan.
Di
Pasuruan, para suster mulai membuka Sekolah Dasar berbahasa Belanda
untuk anak-anak Cina; Holandse Chinese School (HSC) dengan nama Clara
Fey. PAda saat itu jaman feudal, tidak semua anak dapat masuk sekolah.
Di Pasuruan dimulai Sekolah Dasar “Ongko Loro” (Inlandsche School)
khusus untuk anak-anak pribumi dengan nama Santa Maria.
Karya
pendidikan di daerah misi semakin berkembang. Banyak anak yang belajar
di sekolah para suster, tidak hanya di Pasuruan, tetapi juga di Batu.
Beberapa kelompok suster misionaris berikutnya dikirim ke Indonesia,
sampai masa pendudukan Jepang telah ada 17 suster misionaris.
Karya Sang Timur di Indonesia :
- Bidang Pendidikan :
- Play Group – TK, SD, SMP, SMA, SLB – C
- Panti Asuhan, Asrama Putri dan Putra, Anak Asuh (tinggal di luar PA)
- Rumah Bersalin, Poliklinik
- Rumah Retret, Pembimbing Retret, Pastoral Paroki (Bina Iman, Pembinaan Calon Baptis, Calon Komuni Pertama, Calon Krisma)
Komunitas Biara Karya Sang Timur di Indonesia :
- Jawa Timur :
- Pasuruan, Batu, Malang, Sumenep, Pamekasan, Curahjati (Banyuwangi)
- Pakel, Sentul, Nanggulan
- Semarang
- Tomang, Cakung, Ciledug
- Mauloo, Magepanda, Bajawa, Maronggela, Maumere
- Ketapang, Simpang Dua
Hubungi:
Provinsialat PIJ
Jl. Bandulan Barat 40, Malang, Jawa Timur 65146
Sumber: http://sangtimurpusat.org/