Kamis, 28 April 2011

Bunda Hati Kudus (BHK)

 Sejarah
Kongregasi para frater Bunda Hati Kudus didirikan oleh uskup agung Utrecht, Mgr. Andreas Ignasius Schaepman.
Pendiri
Beliau lahir di Zwolle pada tanggal 4 September 1815. Setelah ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1838 beliau mula-mula bertugas sebagai pastor pembantu di Zwolle, lalu menjadi pastor paroki berturut-turut di Ommerschans, Assen dan Zwolle.
Ketika pada tahun 1853 hirarki keuskupan ditegakkan kembali, Mgr. Zwijsen diangkap menjadi uskup agung Utrecht sekaligus uskup den Bosch. Tetapi beliau tinggal di den Bosch.
Pada tahun 1857 Mgr. Zwijsen mengangkat pastor Schaepman menjadi rektor seminari yang bakal didirikan di Rijsenburg. Tahun 1860, Schaepman menjadi plebaan (pastor paroki katedral) di Utrecht dan uskup koajutor dari uskup agung Zwijsen. Pada tahun yang sama ia ditahbiskan menjadi uskup. Tanggal 4 Februari 1868 ia menggantikan Mgr.Zwijsen sebagai uskup agung di Utrecht. Ia meninggal pada tanggal 19 September 1882.

Schaepman adalah seorang yang praktis. Ia berusaha memecahkan problem-problem yang sedang ia hadapi. Ia merasa prihatin dengan kaum miskin. Jauh sebelum ketimpangan sosial menjadi fokus perhatian masyarakat pada umumnya, ia sudah mencoba mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan kaum miskin. Setelah diangkat menjadi uskup ia banyak menaruh perhatian dalam bidang pengajaran.

Mulai tahun 1848 undang-undang dasar menjamin kebebasan pengajaran. Pengajaran berdasarkan aliran agama tertentu diperbolehkan, tetapi subsidi pemerintah tetap hanya diberikan kepada sekolah-sekolah negeri.
Sekitar tahun 1870 di provinsi-provinsi utara Nederland sudah ada beberapa tarekat suster yang bermisi dalam pendidikan para pemudi, tetapi belum ada tarekat yang mengelola pendidikan para pemuda.
Untuk mengisi kekurangan inilah Mgr. Schaepman mengambil inisiatif untuk mendirikan suatu tarekat bruder.
Ia meminta nasihat Mgr. Zwijsen yang pada tahun 1844 telah mendirikan tarekat para frater CMM (tarekat Santa Perawan Maria, Bunda yang berbelaskasih) di Tilburg.

Sebutan ‘frater’
Agar dapat meneruskan tradisi historis ini, Schaepman kemudian memutuskan banhwa para anggota tarekat yang akal didirikannya akan memakai sebutan ‘frater’. Jadi berbeda dengan tarekat lain pada umumnya yang menggunakan sebutan ‘bruder’.
Para anggota tarekat Broeders van het Gemene Leven (kehidupan bersama) sewaktu hidupnya Geert Grote, yaitu dalam abad ke-14 juga memakai sebutan ‘frater’.  Sewaktu tarekat ini berjaya, banyak yang dikerjakan demi pendidikan katolik di Nederland Utara.


Mgr.Schaepman mempersembahkan tarekat yang ia dirikan kepada Bunda Maria dengan nama “Bunda Hati Kudus”. Waktu itu devosi kepada Bunda Hati Kudus masih merupakan sesuatu yang baru yang pada waktu itu lebih dikenal dengan gelar ‘Harapan Orang-orang Putus Asa’. Promotor utama gerakan ini adalah pendiri para Misionaris Hati Kudus, yaitu Pedre Chevalier. Devosi ini meluas dari Issoudun-Perancis. Di Nederland basilik di Sittard dipersembahkan kepada Bunda Hati Kudus.

Hubungi...

Provinsialat Frater BHK
Jl. Raya Karangwidoro 7
Malang
Telp. (0341) 567465

Novisiat Frater BHK
Jl. Raya Karangwidoro 7
Malang
Telp. (0341) 572103

Postulat Frater BHK
Jl. Kimang Buleng 3
Maumere
Telp. (0382) 22494

Frateran St. Vinsensius A Paulo
Jl. Kebraon Widya II 15 - 17
Karangpilang, Surabaya
Telp. (031) 7670152
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar